Posted by : West Odhe
Wednesday, 1 March 2017
KATA PENGANTAR
Sudah kepinggir kita
terdesak!
Sampailah konon
sisa-ruangan yang tinggal bagi kita dalam hal politik, ekonomi, keuangan, dan
kemiliteran.
Inilah hasilnya lebih
dari pada dua tahun berunding!
Lenyaplah sudah
persatuan Rakyat untuk menentang kapitalisme-imperialisme! Lepaslah sebagian
besar daerah Indonesia ke bawah kekuasaan musuh. Kembalilah sebagian besar
bangsa Indonesia ke bawah pemerasan-tindasan Belanda. Berdirilah pelbagai
Negara boneka dalam daerah Indonesia, yang boleh diadu-dombakan satu dengan
lainnya! Kacau-balaulah perekonomian dan keuangan dalam daerah Republik sisa.
Akhirnya, tetapi tak kurang pula pentingnya terancamlah pula Tentara Republik oleh
tindakan REORGANISASI DAN RATIONALISASI yang dalam hakekatnya menukar Tentara
Republik menjadi tentara Kolonial: SATU TENTARA TERPISAH DARI RAKYAT UNUTK
MENINDAS RAKYAT ITU SENDIRI.
Alangkah besar
perbedaannya keadaan sekarang dengan keadaan pada enam bulan permulaan
Revolusi!
Dikala itu 70 juta
Rakyat Indonesia bertekat satu menentang kapitalisme/imperialisme! Segala alat
dan sumber kekuasaan berada di tangan Rakyat Indonesia. Semua sumber ekonomi
dipegang oleh Rakyat sendiri. Seluruhnya Rakyat serentak mengambil inisiatif
membentuk laskar dan Tentara, mengadakan penjagaan di sepanjang pantai dan di
tiap kota dan desa dan serentak-serempak mengadakan pembelaan dan penyerbuan!
Dapatkah dikembalikan
semangat 17 Agustus?
Sejarah sajalah kelak
yang bisa memberi jawab!
Tetapi sementara putusan
Sejarah itu dijalankan, maka kita sebagai manusia dan anggota masyarakat ini
tak boleh diam berpangku tangan saja melihat gelombang memukul-mukul geladak
Kapal Negara, yang sedang terancam karam itu.
Saya rasa salah satunya
Daya-Upaya untuk menyelamatkan Kapal Negara yang terancam karam itu, ialah
pembentukan Laskar Gerilya dimana-mana, di darat dan di laut! Perasaan perlunya
dibentuk laskar Gerilya dimana-mana itulah yang sangat mendorong saya,
merisalah “SANG GERILYA” ini!
Malangnya sedikit,
penulis ini bukanlah seorang Ahli-Kemiliteran. cuma ada sedikit banyak bergaul
dengan prajurit di dalam ataupun di luar negeri dan memangnya selalu tertarik
oleh ilmu kemiliteran.
Pengetahuan yang dipakai
buat membentuk risalah ini adalah pengetahuan yang diperoleh dari percakapan
dengan para prajurit itu serta dari pembacaan Buku dan Majalah Kemiliteran.
Tetapi bukanlah hasil pembacaan yang masih segar-bugar. Melainkan sebagian
besarnya adalah hasil pembacaan lebih dari pada 30 tahun lampau.
Tertumbuklah kemauan
penulis ini hendak menjadi opsir di masa berusia pemuda di Eropa, pada pelbagai
halangan dan rintangan maka terbeloklah perhatian kepada pembacaan beberapa
Buku dan Majalah Militer, dalam suasana Perang-Dunia Pertama. Pengetahuan yang
diperoleh di masa itulah yang masih dipegang sekarang!
Pengetahuan itu
memangnya mendapat beberapa perubahan selama bertahun-tahun di luar Negeri.
Tetapi tinggal pengetahuan lama dan keadaan berada di antara empat tembok batu
di belakang ruji-besi ini sama sekali tak ada pustaka kemiliteran, untuk
menguji kembali pengetahuan yang dipergunakan dalam Risalah ini sebagai bahan.
Dalam keadaan begini,
maka mungkin sekali beberapa Hukum Keprajuritan, yang terpaksa dibentuk sendiri
itu kurang tepat atau kurang memadai. Tetapi mengharap dan percaya sungguh,
bahwa para Ahli dan Pahlawan akan mengambil yang baiknya saja dan akan membuang
yang buruk; seterusnya akan menambah yang kurang dan mengurangi yang berlebih.
Kami mengharap dan percaya pula, bahwa para Ahli dan Pahlawan akan memaafkan
semua kekurangan dan kesalahan kami.
Pokok perkara buat kami
dalam keadaan terpaksa terpisah dari Masyarakat ini, bukanlah terutama
MENYELESAIKAN soal Militer, sebagai bagian terpenting dari Revolusi ini, tetapi
untuk MEMAJUKAN soal ini.
Mudah-mudahan
para-teman-seperjuangan yang lebih ahli dan lebih berpengalaman dalam
keprajuritan itu, kelak akan mengambil inisiatif mengarang buku kemiliteran
itu, yang lebih sempurna. Buku semacam itu perlu sekali buat mempopulerkan
ilmu-keprajuritan di antara Rakyat serta Pemuda kita justru sekarang ini!
Perkara latihan dan
teknik Perang sengaja tiada kami majukan disini! Dalam hal ini latihan-Jepang
selama dua-tiga tahun dan teristimewa pula latihan dan teknik perang selama
dua-tiga tahun bertempur di medan peperangan Indonesia yang sesungguhnya itu,
kami rasa sudah lebih dari pada memadai, dan diketahui oleh pulu ribuan
prajurit kita sekarang.
Yang kami majukan disini
cuma beberapa Hukum-Kemiliteran yang kami rasa amat penting! Hukum Kemiliteran
itulah, disamping pengetahuan yang lain-lain tentang politik dan ekonomi yang
kami rasa harus dimiliki oleh SANG GERILYA, sebagai anggota atau pemimpin
Laskarnya.
Taktik Gerilya yang
mengacau-balaukan Tentara Napoleon di Spanyol pada abad yang lalu; taktik
Gerilya sekepal Laskar-Boor yang mengocar-kacirkan Tentara Inggris yang
kuat-modern pada permulaan abad ini di Afrika-Selatan, taktik Gerilya yang
memusing-menggila-bingungkan Tentara ber-mesinnya Fasis Jerman di Rusia pada
perang Dunia kedua yang baru lalu ini ……………. Taktik dan Laskar Gerilya adalah
senjata yang maha-tajam bagi Rakyat Miskin tertindas; bersenjata serba
sederhana saja, untuk menghalaukan musuh yang bersenjatakan modern.
Mudah-mudahan Risalah,
yang tertulis tergesa-gesa dalam keadaan serba sulit ini akan memberikan faedah
kepada pemuda/pemudi, pahlawan-perwira pembela bangsa dan Masyarakat-Murba
Indonesia Raya!
Rumah Penjara Madiun, 17
Mei 1948
Penulis
T A N M A L
A K A
Donwload Full Ebook, Klik Link di bawah ini :
https://drive.google.com/file/d/0B7LodlTvyosEWEtOUDhNd3hyUVE/view
gan buku iblis menggugat tuhan ada nggak ??
ReplyDelete